No image available for this title

Skripsi Kedokteran

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis



EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis

Hanry P. Baso Mangedong*, Elli Yane Bangkele**, Tri Setyawati***

* Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako.
** Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan , Universitas Tadulako.
***Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan , Universitas Tadulako.

ABSTRAK
Latar belakang : Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genus Staphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik. Bakteri S. epidermidis umumnya telah resisten terhadap antibiotik penisilin dan metisilin, sehingga perlu diketahui bahan alternatif yang dapat membasmi atau menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Daun beluntas digunakan sebagai obat karena memiliki beberapa kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, antara lain alkoloid, minyak atsiri serta flavonoid.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui apakah daun beluntas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis
Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental labaratorium menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Jumlah sampel adalah 5 kelompok perlakuan. Penelitian pengujian antibakteri dilakukan di Laboratorium Kesehatan Kota Palu.
Hasil Penelitian : Uji antibakteri ekstrak daun beluntas terhadap bakteri Staphylococcus Epidermidis. Pada konsetrasi 20%, 40% dan 80% secara berturut-turut menunjukkan nilai rata-rata zona hambat, yaitu 13,4mm, 15,4mm, dan 20mm. penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan yang menghambat pertumbuhan bakteri antara ekstrak daun beluntas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Kesimpulan : Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.

Kata kunci: Staphyloccus epidermidis, daun beluntas, efek antibakteri.






EFFECTIVENESS OF EXTRACT LEAF BELUNTAS (Pluchea indica Less.) TOWARD INHIBIT THE GROWTH OF STAPHYLOCCUS EPIDERMIDIS BACTERIA

Hanry P. Baso Mangedong*, Elli Yane Bangkele**, Tri Setyawati***

*Medical Student of Faculty of Medicine and Health Science Tadulako University
**Department Public Health Faculty of Medicine and Health Science Tadulako University
***Department Biochemistry of Faculty Medicine and Health Science Tadulako University

ABSTRACT
Background : Staphylococcus epidermidis is one of the specicies from Staphyloccocus genus, which known cause opportunistic infection. S.epidermidis commonly resistant towards penicillin and metisilin antibiotics, so be aware of alternative materials that can eradicate or inhibit the growth of bacteria. Beluntas leaves used as a drug because it has some of the chemical constituents contained in it, among other things alkoloid, essential oils and flavonoids.
Purpose of the Research : To determine whether beluntas leaves can inhibit the growth of Staphylococcus epidermidis.
Research Methods: This research was a quantitative research with laboratories experimental design used study design posttest only controls group design. The number of samples were 5 treatment groups. This research was conducted at the Laboratorium Kesehatan Kota Palu.
The Research Methods : Antibacterial test beluntas leaf extract against Staphylococcus epidermidis. At a concentration of 20%, 40% and 80% respectively shows the average value of inhibition zone, ie 13,4mm, 15,4mm and 20mm. This study proves that the relationship which inhibits the growth of bacteria between beluntas leaf extract against Staphylococcus epidermidis.
Conclusion : Beluntas leaf extract (Pluchea indica Less) has an antibacterial effect against Staphylococcus epidermidis.

Keywoords : Staphyloccus epidermidis,Beluntas Leaf, Antibacterial effect









PENDAHULUAN
Salah satu tanaman asli Indonesia yang tersebar dengan luas dibeberapa daerah di Indonesia serta berpotensi untuk dikembangkan yaitu tanaman beluntas (Pluchea indica L.). Beluntas merupakan salah satu tanaman dari suku Asteraceae yang mengandung alkaloid, flavonoid, tannin, minyak atsiri, asam klorogenik, natrium, kalium, magnesium, dan fosfor sedangkan akanya mengandung flavonoid dan tannin¬¬[1].
Daun beluntas digunakan sebagai obat karena memiliki beberapa kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, antara lain alkoloid, minyak atsiri serta flavonoid. Flavonoid di dalam daun beluntas membuat daun ini mempunyai sifat antibakteri. Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. Flavonoid memiliki sifat lipofilik sehingga dimungkinkan akan merusak membran sel bakteri[2] [3].
Infeksi Staphylococcus epidermidis berhubungan dengan perangkat intravaskular (katup jantung buatan, shunts, dan lain-lain) , tetapi biasanya terjadi pada sendi buatan, kateter, dan luka besar. Infeksi kateter bersama dengan kateter-induced UTI menyebabkan peradangan serius dan sekresi nanah. Dalam hal ini, buang air kecil sangat menyakitkan[4].
Septicaemia dan endokarditis termasuk penyakit yang berhubungan dengan Staphylococcus epidermidis. Gejala yang timbul adalah demam, sakit kepala, dan kelelahan untuk anoreksia dan dyspnea. Septicemia terjadi akibat infeksi neonatal, terutama ketika bayi lahir dengan berat badan sangat rendah. Sedangkan, endokarditis adalah infeksi katup jantung dan bagian lapisan dalam dari otot jantung. Bakteri S. epidermidis umumnya telah resisten terhadap antibiotik penisilin dan metisilin, sehingga perlu diketahui bahan alternatif yang dapat membasmi atau menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Berdasarkan manfaat yang ada pada daun beluntas yaitu dapat menghilangkan bau badan[5].



METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental labaratorium menggunakan rancangan penelitian post test only control group design, dimana peneliti akan melakukan pengamatan terhadap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberi suatu tindakan. Penelitian dilaksanakan pada bulan juli 2015 dimana tahapan pembuatan ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less.) dan proses analisa Mikrobiologi, dilakukan di Laboratorium Kesehatan Kota Palu.
Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah kelompok perlakuan adalah 5, dengan pengulangan sebanyak 5 kali maka sampel yang digunakan adalah sebanyak 25 sampel.

HASIL
Tabel 4.1 Hasil pengukuran diameter zona hambat ekstrak daun beluntas (pluchea indica L) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis

Perlakuan
Diameter zona hambat (mm)dan Replikasi Sampel

Rerata
(mm)

Kontrol (+) 40 41 39 40 39 39.8
Kontrol ( -) 0 0 0 0 0 0
80% 20 21 19 20 20 20
40% 16 15 16 15 15 15.4
20% 14 13 14 13 13 13.4
(Sumber : Data Primer, 2015)











Gambar 4.1 Grafik rerata diameter zona hambat pada setiap kelompok perlakuan















(Sumber : Data Primer, 2015)
Tabel diatas menunjukkan rerata nilai diameter zona hambat yang terbentuk dari tiap konsentrasi. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi menunjukkan semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar sumuran. Rerata diameter zona hambat pada Kontrol postif adalah 39,8 mm sedangkan pada kontrol negatif yakni Na CmC tidak terjadi penghambatan pertumbuhan bakteri, dan pada konsentrasi 80%, 40%, 20% , dengan nilai berturut-turut yaitu 20 mm, 15,4 mm, 13,4 mm, selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan SPSS vesi 17.
Tabel 4.2 Uji normalitas data Shaphiro-Wilk
Diameter Zona Hambat
dF Sig.
80% 5 0,056
40% 5 0,076
20% 5 0,325
Kontrol + 5 0,314

Pada Tabel 4.2 yang menunjukkan angka pada uji normalitas data menunjukkan nilai signifikan tiap kelompok perlakuan adalah p>0,05. Hal ini membuktikan bahwa keempat data tersebut terdistribusi normal. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji One way ANOVA sebagai uji hipotesis.
Tabel 4.3 Uji One-Way ANOVA
Diameter Zona Hambat F Sig.
2884,611 0,00

Berdasarkan tabel 4.3 nilai signifikasi untuk uji One way ANOVA yaitu p = 0,00 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada ke semua kelompok perlakuan. Hal ini sekaligus menolak H0 dan menerima H1, yakni terdapat perbedaan efek antibakteri bebagai variasi konsentrasi ekstrak daun beluntas (pluchea indica L) terhadap bakteri Staphylococus epidermidis, sedangkan untuk melihat seberapa besar perbedaan efektivitas antibakteri antara setiap kelompok perlakuan, maka dilakukan uji post hoc test menggunakan metode Least Significant differences.

Perlakuan

MSd Sig (p)
p
1 2 3 4 5
Kontrol (-) 0,00  0,00 - ,000 ,000 ,000 ,000

,000
Kon. 20% 13,40  0,548 ,000 - ,000 ,000 ,000
Kon. 40% 15,40  0,548 ,000 ,000 - ,000 ,000
Kon. 80% 20,00  0,707 ,000 ,000 ,000 - ,000
Kontrol (+) 39,40  0,837 ,000 ,000 ,000 ,000 -

Keterangan:
M : Mean (rerata) yang dapat digunakan untuk menilai perbedaan signifikan pada setiap kelompok perlakuan
Sd : Standar deviasi
Sig (p) : Nilai signifikan dari Post Hoc LCD test
p : Nilai signifikan uji One way ANOVA
PEMBAHASAN
Hasil pengukuran zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak daun beluntas (pluchea indica Less), Kontrol pelarut dan kontrol siprofloksasin kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 17, dengan menggunakan uji One way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Dimana syarat dari uji ANOVA itu sendiri telah terpenuhi dima data harus normal. Uji analisis awal menggunakan uji Shaphiro-Wilk dimana analisis ini bertujuan untuk mengetahui distribusi / sebaran data normal ataupun tidak, dimana pada uji analisis ini dadapatkan hasil bahwa p> 0,05 yang berarti data terdistribusi normal. sehingga dapat dilanjutkan dengan uji One way ANOVA sebagai uji Hipotesis, dimana diperoleh nilai p=0,00 dibandingkan dengan taraf nyata yakni 0,05 dengan demikian H0 dapat ditolak, dan H1 dapat diterima,sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, terdapat perbedaan efek antibakteri bebagai variasi konsentrasi ekstrak daun beluntas (pluchea indica Less) terhadap bakteri Staphylococus epidermidis. Maka uji dapat dilanjutkan dengan uji lanjutan yakni Post hoc test jenis Least significance differences (LSD) untuk melihat perbedaan signifikan antara tiap perlakuan dan perlakuan mana yang memberikan perbedaan yang bermakna.
Dari hasil uji post hoc dimana memperlihatkan adanya nilai yang sangat signifikan (0,00) antar tiap perlakuan, dimana perbandingan antara perlakuan baik antara konsentrasi yang lebih kecil dengan konsentrasi yang lebih besar, ataupun antara berbagai konsentrasi dengan siprofloksasin sebagai kontrol positif, dan juga aquades sebagai kontrol negatif, dimana di dapatkan nilai signifikan p=0,00 di semua perbandingan perlakuan, baik antara kontrol positf dengan Kontrol negatif, kontrol negatif dengan berbagai variasi konsentrasi maupun perbandingan antar tiga konsentrasi. Sedangkan konsentrasi yang memberikan nilai terbaik dapat dilihat dari tabel 4.5 hasil uji Duncan, dimana hasil uji menunjukkan nilai terendah di dapatkan pada kontrol (–) yakni 0,00 lalu konsentasi 20% dengan nilai rata-rata 13,40 mm, 40 % dengan nilai 15.40 mm ,sedangkan konsentrasi yang memiliki nilai hambatan terbesar di dapatkan oleh ekstrak kental dengan konsentrasi 80% dengan rerata nilai hambat 20,00 mm lalu siprofloksasin sebagai kontrol + dengan nilai rata-rata 39,80 mm, yang merupakan konsentrasi yang menunjukan aktivitas antibakteri paling kuat diantara semua variasi konsentrasi.
Zona jernih di sekitar sumuran disebabkan oleh adanya kandungan zat aktif dari bahan uji yaitu Alkaloid, Tannin, dan Flavanoid dari ekstrak daun beluntas ini berperan dalam menyebabkan kerusakan dinding sel dan mempengaruhi permeabilitas membran sel (Arista, 2013).
Berdasarkan pengamatan dan analisa data, dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun belutas maka daya hambatnya terhadap bakteri staphylococcus epidermidis semakin kuat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian di lakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, yang dimana Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis pada konsentrasi 20%, 40% dan 80% dan didapatkan hasil Efek antibakteri ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) paling baik ditunjukan pada konsentrasi 80% dengan diameter 20 mm.
Dari penelitian yang dilakukan,maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dari ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) terhadap spesies bakteri yang lain dan diharapkan dapat dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa lain yang terkandung dari daun beluntas (Pluchea indica Less), serta dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan efek setiap kandungan senyawa dari daun beluntas (Pluchea indica Less).










DAFTAR PUSTAKA
1. Radjani, R. (2013). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacilus subtilis, dan Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya – 2(1):7-8.
2. Sabir, A. (2005). Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp terhadap bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi. 38,(3), 135 – 141
3. Naim, R. (2004). Teh Hijau Sebagai Antikanker. Medika, no. 6. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan. IPB
4. Sudirman, Budianto, H, Sultani, Z, Wati, I. dan Lestari, I, (2010). Pemanfaatan Kapur Sirih Sebagai Deodoran Alternatif Pencegah Terjadinya Bau Badan (Bromhidrosis). [Makalah] Pekan Kreativ Mahasiswa : Universitas Malang.
5. Rahardian, I. (2009). Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis. Jurnal Penelitian Mikrobiologi. 2,(3):8.


Ketersediaan

SKD2016364N 101 11 012 MAN eMy LibraryTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
N 101 11 012 MAN e
Penerbit : Palu.,
Deskripsi Fisik
xv , 34 hlm ; 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
xv , 34 hlm ; 29 cm
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this