No image available for this title

Skripsi Kedokteran

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PELAJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERHADAP PENYALAGUNAAN NARKOBA DI KECAMATAN LINDU TAHUN 2016



HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PELAJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KECAMATAN LINDU TAHUN 2016

Riski Katriani Bandaso*, I Nyoman Widajadnja**, Miranti***

*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, universitas tadulako
**Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
***Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako


ABSTRAK

Latar Belakang : Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (napza) atau lebih dikenal masyarakat sebagai narkoba (Narkotika dan Obat berbahaya) merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanganan dengan melibatkan pihak-pihak tertentu dan peran serta masyarakat secara aktif. Pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari kepolisian Resort Sigi, tahun 2015 terdapat 8 kasus penyalahgunaan narkoba.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pelajar sekolah menengah pertama (SMP) terhadap penyalahgunaan narkoba di kecamatan Lindu tahun 2016
Metode Penelitian : penelitian analitik observasional dengan menggunakan metode cross-sectional. Sampel berasal dari populasi pelajar SMP di kecamatan Lindu sebanyak 135 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square.
Hasil Penelitian : dari 135 responden, responden terbanyak pada usia 13 tahun sebenyak 63 responden (46,67%). Berdasarkan jenis kelamin, yang paling banyak laki-laki berjumlah 68 responden (50,37%). Tingkat pengetahuan mengenai penyalaghunaan narkoba termasuk kategori baik (70,4%), dan sikap negatif (menjauhi) sebanyak (95,6%). Hasil analisis chi-square didapatkan nilai p=0,000 dan nilai r=0,449.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pelajar sekolah menengah pertama (SMP) terhadap penyalahgunaan narkoba di Kecamatan Lindu tahun 2016. Nilai kekuatan korelasi (r) adalah sebesar 0,449 yang berarti korelasi cukup.

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Sikap, Penyalahgunaan Narkoba





RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND ATTITUDE TOWARDS DRUGS ABUSE OF JUNIOR HIGH STUDENTS
AT DISTRICT LINDU IN 2016

Riski Katriani Bandaso*, I Nyoman Widajadnja**, Miranti***

*Medical student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
** Department of Physiology , Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
***Department of Parasitology Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University

ABSTRACT

Background: Narcotics, psychotropic and other addictive substances or better known to the public as drugs (narcotics and dangerous drugs) abuse is a very complex problem and requires treatment efforts by certain parties and active community participation. Drug users in Indonesia has increased from year to year. Based on data from the Police Resort of Sigi, there are 8 drug abuse cases in 2015.
Objective: The aim of this study is to know the relationship between knowledge level and attitude towards drugs abuse of junior high students at district Lindu in 2016
Methods: This research was an analytical observational with cross-sectional method. The amount of sample size were 135 students from junior high school students population at District Lindu. Data collected were using Simple Random Sampling technique with a questionnare to students as a respondents. Data processed using univariate and bivariate analysis with chi-square test.
Results: From 135 respondents, most respondents at the age of 13 years (63 respondents) 46.67%. The most respondents by sex are men, totaled 68 respondents (50.37%). The results shows respondents with good knowledge were 70.4%, respondents with negative attitude were 95.6%. The results of chi-square analysis p value = 0.000 and r = 0.449.
Conclusion: There is a correlation between knowledge and attitude towards drugs abuse of junior high students at district Lindu in 2016. The strength of correlation value (r) is 0.449, which means the correlation is sufficient.

Keywords: knowledge level, attitude, drugs abuse








PENDAHULUAN
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (napza) atau lebih dikenal masyarakat sebagai narkoba (Narkotika dan Obat berbahaya) merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanganan dengan melibatkan pihak-pihak tertentu dan peran setra masyarakat secara aktif [1].
Pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Fakta tersebut dapat dilihat dari data statistik prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Pada tahun 2008 tercatat 1,99%, pada tahun 2011 tercatat 2,32%, pada tahun 2013 meningkat menjadi 2,56% [2].
Data penggunaan narkoba menurut Badan Narkotika Nasional di kota Palu jumlah kasus penyalahgunaan narkoba, pada tahun 2012 terdapat 85 kasus, tahun 2013 menurun menjadi 49 kasus, mengalami peningkatan kembali pada tahun 2014 yaitu 55 kasus dan tahun 2015 kasusnya berjumlah 305 kasus. 15% dari kasus tersebut adalah pelajar [3].
Kasus penyalahgunaan narkoba di daerah Sigi, berdasarkan data dari kepolisian resort sigi terdapat 3 kasus penyalahgunaan narkoba pada tahun 2014, pada tahun 2015 terdapat 8 kasus, dan tahun 2016 sampai bulan Juli sebanyak 12 kasus. Jenis narkoba yang disalahgunakan adalah sabu-sabu dan trihexyphenidyl [4].
Lindu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Di Kecamatan ini terdapat danau Lindu dengan ibukota kecamatan berada di desa Tomado. Di kecamatan Lindu terdapat 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu SMP Negeri 14 Lindu dan SMP SATAP Negeri 2 Sigi. Penyuluhan mengenai penyalahgunaan narkoba sudah pernah dilakukan di sekolah tersebut, namun pengukuran terhadap pengetahuan dan sikap mengenai hal tersebut belum pernah dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Di Kecamatan Lindu Tahun 2016.
METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016.
Populasi diambil dari semua pelajar sekolah menengah pertama di kecamatan Lindu yaitu pada SMP N 14 Lindu dan SMP Satap 2 Sigi. Populasi sebanyak 202 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling, besarnya sampel menurut rumus Slovin dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 135 siswa. Terdapat 2 variabel penelitian yakni tingkat pengetahuan sebagai variabel bebas dan sikap penyalahgunaan narkoba sebagai variabel terikat.
Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding, entery, scoring, cleaning, dan describing dengan menggunakan Statistic Package for Social Science (SPSS). Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Untuk menguji hipotesis atau analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pelajar sekolah menengah pertama terhadap penyalahgunaan narkoba di kecamatan Lindu tahun 2016. Variabel akan dikatakan memiliki hubungan secara bermakna bila p value lebih kecil dari α(p0,05.











HASIL PENELITIAN
1. Data Umum
a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Umur (Tahun) Responden
N Presentase (%)
11 1 0,74
12 28 20,74
13 63 46,67
14 32 23,70
15 11 8,15
Jumlah 135 100
Sumber : Data Primer (kuesioner)
Tabel 1. Gambaran Responden Berdasarkan Umur Responden di SMP N 14 Lindu dan SMP SATAP 2 Sigi Tahun 2016
b. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Responden
N Presentase (%)
Laki – Laki 68 50,37
Perempuan 67 49,63
Jumlah 135 100
Sumber : Data primer (kuesioner)
Tabel 2. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di SMP N 14 Lindu dan SMP SATAP 2 Sigi Tahun 2016





2. Data Khusus
a. Tingkat Pengetahuan
Variabel Kategori N Persentase (%)

Tingkat Pengetahuan Kurang 1 0,7
Cukup 39 28,9
Baik 95 70,4
Total 135 100
Sumber : Data primer (kuesioner)
Tabel 3. Gambaran Hasil Tingkat Pengetahuan Responden di SMP N 14 Lindu dan SMP SATAP 2 Sigi Tahun 2016
b. Sikap
Variabel Kategori N Persentase (%)
Sikap Positif 6 4,4
Negatif 129 95,6
Total 135 100
Sumber : Data primer (kuesioner)
Tabel 4. Gambaran Hasil Uji Sikap Responden di SMP N 14 Lindu dan SMP SATAP 2 Sigi Tahun 2016








c. Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Kecamatan Lindu Tahun 2016
Tingkat Pengetahuan Sikap Penyalahgunaan Narkoba Jumlah
Negatif Positif
Baik 94 (96,6%) 1 (0,7%) 95 (70,4%)
Cukup 35 (25,9%) 4 (3%) 39 (28,9%)
Kurang 0 (0%) 1 (100%) 1 (0,7%)
Total 129 (95,6%) 6 (4,4%) 135 (100%)
p=0,000 r=0,449
Keterangan :
p : nilai korelasi, dikatakan berkorelasi apabila nilai p < 0,05
r : nilai kekuatan korelasi, dikatakan kuat berkorelasi apabila nilai r > 0,5
Tabel 4.1 Hubungan Tingkat pengetahuan dan Sikap Pelajar Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Kecamatan Lindu Tahun 2016


Gambar 1. Grafik Tingkat pengetahuan dan Sikap Pelajar Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Kecamatan Lindu Tahun 2016




PEMBAHASAN
Analisis uji korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pelajar terhadap penyalahgunaan narkoba berdasarkan hal tersebut uji analisis yang digunakan adalah uji korelasi Chi-square. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, didapatkan nilai p= 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pelajar SMP terhadap penyalahgunaan narkoba di kecamatan Lindu tahun 2016. Oleh sebab itu hipotesis nol (H0) pada penelitian ini ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima. Nilai kekuatan korelasi (r) pada analisis data pada penelitian ini adalah 0,449 yang berarti korelasi cukup. Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA dengan kecenderungan penyalahgunaan NAPZA pada remaja menunjukkan ada hubungan [5].
Pengetahuan responden tentang narkoba merupakan faktor yang menyebabkan sikap responden terhadap penyalahgunaan narkoba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga berjalan dengan pengetahuan kesehatan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan [6].
Usia remaja sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena pada usia remaja tingkat emosi dan mental masih sangat labil, sehingga para remaja mudah terpengaruh kedalam perilaku menyimpang. Remaja memiliki kecenderungan ingin tahu sehingga akan mencari informasi mengenai narkoba, oleh karena itu dengan mendapat informasi tersebut, maka remaja akan membentuk sikap dan perilaku yang menjauhi penyalahgunaan narkoba. Namun dapat pula dengan sikap ingin mencari berbagai informasi tentang narkoba, maka remaja akan cenderung memiliki potensi memakai narkoba misalnya dimulai dengan sekedar coba-coba [7].
Pengetahuan mengenai penyahgunaan narkoba merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap informasi mengenai penylahgunaan narkoba. Pengetahuan mampu dikembangkan oleh manusia karena manusia mampunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi yang telah diperoleh. Perolehan sumber informasi mengenai penylahgunaan narkoba pada responden dapat berasal dari media seperti internet, media cetak, media elekronik, hanphone, dan penyuluhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi baik dan kurangnya pengetahuan seseorang diantaranya yaitu pendidikan dan pengalaman. Dari segi pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi sedangkan pengalaman seseorang dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat memberi kemampuan mengambil keputusan secara ilmiah dan etik dari masalah nyata. Faktor internal maupun eksternal yaitu sosial ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung tingginya tingkat pengetahuan seseorang. Kultur budaya dan agama sangat berpengaruh karena informasi yang baru akan disaring [8].
Berdasarkan tabel 4 hasil penelitian tentang sikap penyalahgunaan narkoba dikategorikan negatif. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu. Sehingga dapat dilihat ada 129 orang (95,6%) memiliki kecenderungan sikap negatif terhadap penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut terjadi karena cukupnya pengetahuan yang dimiliki responden sehingga memiliki kontrol diri yang cukup untuk tidak cenderung menyalahgunakan narkoba.
Sikap negatif yang dimaksud diatas, merupakan wujud perilaku baik dimana para pelajar sekolah menengah pertama di Lindu cenderung untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai adanya penyalahgunaan narkoba. Sikap ini sangat diharapkan dimiliki oleh seluruh pelajar karena di daerah Kabupaten Sigi sudah didapatkan kasus penyalahgunaan narkoba. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah telah melakukan perannya melalui lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan memberikan penyuluhan pada pelajar yang membahas mengenai pengetahuan tentang bahaya narkoba sehingga para pelajar memiliki informasi tambahan sebagai acuannya dalam bersikap.
Maraknya penyalahgunaan Narkoba dikalangan pelajar tidak hanya terjadi diperkotaan akan tetapi masuk kedalam wilayah pelosok dan sudah sangat mersahkan semua pihak termasuk dunia pendidikan. Akibat dari penyalahgunaan napza dan zat adiktif serta minuman keras berdampak membahayakan masa yang akan datang [9].
Sikap ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. Faktor predisposisi meliputi pengetahuan sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat. Faktor pendukung meliputi lingkungan fisik seperti umur, status sosial ekonomi, pendidikan, sumber daya atau potensi masyarakat. Faktor pendorong meliputi sikap dan sikap orang lain, misalnya sikap orang tua, suami, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan [10].
Pengetahuan yang dimiliki oleh pelajar di wilayah Lindu rata-rata sudah memiliki pengetahuan yang cukup dan baik tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, dengan berbekal pengetahuan ini para pelajar diharapkan agar dapat menjaga diri, melakukan pencegahan dini, serta tidak terjebak oleh oknum-oknum yang ingin merusak masa depan penerus bangsa. Pelajar harus berani berkata tidak pada narkoba.

KESIMPULAN
1. Terdapat Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pelajar sekolah menengah pertama (SMP) terhadap penyalahgunaan narkoba di Kecamatan Lindu tahun 2016. Nilai kekuatan korelasi (r) adalah sebesar 0,449 yang berarti korelasi cukup
2. Tingkat pengetahuan pelajar tentang penyalahgunaan narkoba di Kecamatan Lindu tahun 2016 dalam kategori baik yaitu sebesar 70,4%, kategori cukup yaitu sebesar 28,9%, dan kategori kurang sebesar 0,7%.
3. Sikap pelajar terhadap penyalahgunaan narkoba di Kecamatan Lindu tahun 2016 dalam kategori sikap negatif yaitu sebesar 95,6%, dan sikap dengan kategori sikap positif sebanyak 4,4%.
SARAN
1. Bagi pelajar agar mencari sumber pengetahuan serta informasi yang terpercaya tentang bahaya penyalahgunaan narkoba seperti pada bagian promosi kesehatan di puskesmas terdekat atau pada guru bimbingan konseling (BK)
2. Bagi pihak sekolah dapat memberikan progran pendidikan kesehatan melalui penyuluhan, seminar, dan memasukkan materi bahaya penyalahgunanan narkoba dalam mata pelajaran sekolah.
3. Bagi petugas kesehatan puskesmas setempat dapat membantu pihak sekolah untuk memberikan informasi yang benar mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba kepada pelajar.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis diharapkan dapat memperluas sampel dan variabel yang belum di teliti pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Afiatin, T. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dengan Program AJI. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 2010.
2. Iskandar. Diskriminasi Pengguna Narkoba di Indonesia. 2014; [cited 2015 Dec 3] Available from:http://www.bnn.go.id.
3. Sianipar, T.M. Makalah Pada Seminar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada; 2004.
4. Kepolisian Resort Sigi. Data Penyalahgunaan Narkoba di Wilayah Sigi Tahun 2014-Juli 2016. Palu; 2016.
5. Hera, K.P. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang NAPZA dengan Kecenderungan Penyalahgunaan NAPZA pada Remaja Kelas II di SMA Berbudi Yogyakarta 2008: Jurnal Kesehatan. 2009; [cited 2015 Dec 3] Available from:http://skripsistikes.wordpress.com.
6. Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta; 2007.
7. Wawan., Dewi. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011.
8. Azwar. S. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka pelajar; 2005.
9. Sarwono, P.D. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada; 2012.
10. Notoadmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.


Ketersediaan

SKD2016368N 101 12 116 BAN hMy LibraryTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
N 101 12 116 BAN h
Penerbit PSPD : Palu.,
Deskripsi Fisik
ix , 41 hlm ; 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
ix , 41 hlm ; 29 cm
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this