ABSTRAK


Latar Belakang : Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) merupakan salah satu tanaman obat yang masuk dalam 9 tanaman obat unggulan dan telah dipercaya turun temurun untuk digunakan oleh masyarakat terdahulu dalam menyembuhkan beberapa penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal manusia yang sering menyebabkan penyakit dan menjadi salah satu bakteri yang sudah mengalami keadaan resistensi terhadap antibiotik. Sebagai pilihan lain dari penggunaan antibiotik yang sudah banyak mengakibatkan resistensi, salah satu cara alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan antibakteri yang berasal dari alam.
Tujuan : Mengetahui kadar hambat minimal (KHM) ekstrak daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro.
Bahan dan Metode : Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.), Etanol 96%, Agar Nutrient, Aquadest, Ciprofloxacin, biakan bakteri Staphylococcus aureus, rotary evaporator, timbangan analitik, cawan petri, inkubator, jarum ose, bunsen, mikropipet, mistar, tabung reaksi, dan tip steril mikropipet. Metode uji antibakteri yaitu metode difusi agar dengan sumuran. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 90%, 60%, 30%, 12,5%. Sumuran yang telah terisi dengan bahan coba diletakkan pada cawan petri yang telah berisi bakteri uji, kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Efek antibakteri diukur dari luasnya zona hambat (zona bening) yang terbentuk.
Hasil : Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil significancy 0,002 (p