Abstrak
Latar Belakang: Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang pada. Penanganan pasien TB paru dengan penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan masa pengobatan selama 6-7 bulan. Salah satu efek samping yang paling sering dari terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah hepatotoksik (drug-induced hepatotoxicity). Elevasi enzim transferase hati dapat terjadi di lebih dari 20% dari pasien selama dua bulan pertama pengobatan, kemudian kembali ke nilai normal sebagai hasil terapi.
Tujuan: Untuk mengetahui Kadar SGOT dan SGPT Pada Pasien TB Paru Usia 15-50 Tahun Setelah Pemberian Obat Anti Tuberkulosis Selama 6 Bulan di RSU. Anutapura Palu Bulan Juni-Desember 2014.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif statistik. Dalam hal ini peneliti mencari gambaran kadar SGOT dan SGPT pada pasien TB Paru usia 15-50 tahun Setelah Pemberian Obat Anti Tuberkulosis Selama 6 Bulan di RSU. Anutapura Palu Bulan Juni-Desember 2014.
Hasil: Sampel penelitian ini berjumlah 75 orang pasien TB paru. Dari data kadar SGOT dan SGPT pasien tersebut terdapat variasi hasil dari setiap pasien. Dari 75 pasien terdapat 31 (41.3%) pasien yang hasil pemeriksaannya normal, 18 (24%) pasien yang terjadi peningkatan SGOT, 4 (5.3%) pasien mengalami peningkatan SGPT, dan 22 (29.3%) pasien mengalami peningkatan SGOT dan SGPT.
Kesimpulan: Terjadi perbedaan cenderung signifikan antara yang normal dengan yang terjadi peningkatan SGOT dan SGPT. Peningkatan kadar SGOT dan SGPT setiap pasien berbeda-beda.
Kata kunci: Tuberkulosis paru, Obat Anti Tuberkulosis, SGOT, SGPT