ABSTRAK

Latar belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme menyerang saluran pernapasan dan berkembang biak hingga menimbulkan gejala penyakit yang berlangsung hingga 14 hari. Jumlah kasus BBLR di Sulawesi Tengah tahun 2010 tercatat sebanyak 313 kasus, sebanyak 77 kasus terjadi di kota palu atau sebesar 24,6%. Pada tahun 2011 proporsi BBLR meningkat dengan jumlah 977 kasus
Metode : Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien balita yang datang ke Puskesmas Kamonji periode Januari-Desember 2015. Sampel yang digunakan berjumlah 96 anak, yang diperoleh dengan cara Simpel random sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji statistic Lambda untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel.
Hasil : Pada penelitian ini diperoleh data bahwa balita ISPA yang mengalami berat badan lahir rendah sebanyak 37 balita dan balita ISPA dengan berat badan lahir normal sebanyak 16 balita. Pasien balita yang tidak menderita ISPA dengan riwayat berat badan lahir rendah sebanyak 10 balita, pasien balita dengan berat badan lahir normal sebanyak 33 orang. Dari data tersebut didaptkan bahwa balita dengan riwayat BBLR memiliki resiko lebih besar untuk mengalam ISPA. Hal ini juga didukung dengan hasil uji Lambda dimana nilai p < nilai α yaitu p = 0,01.
Simpulan : Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara berat badan lahir rendah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita usia 2-59 bulan di Puskesmas Kamonji tahun 2015.
Kata Kunci : Infeksi saluran pernapasan akut, Berat badan lahir rendah.