ABSTRAK
Latar Belakang : Malaria merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dunia karena telah menginfeksi manusia selama lebih dari 50.000 tahun dan setiap hari 0,5–3% terinfeksi malaria atau 300–500 juta/tahun kasus kematian yang disebabkan karena malaria. Penanggulangan penyakit malaria dilakukan dengan mencari metode untuk mendeteksi infeksi penyakit malaria pada penderita. Metode yang umum digunakan adalah metode diagnosis mikroskopik (gold standart), selain itu juga digunakan metode biologi molekuler untuk mendiagnosa malaria. Metode ini dikenal sebagai teknik PCR (Polymerase Chain Reaction).
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan gen NRAMP-1 lokus 3’UTR pada penderita malaria dan orang sehat di Sulawesi Tengah
Metode : Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah subjek yang diteliti sebanyak 20 penderita malaria dan 20 orang sehat dan penelitian ini akan mengarah pada uji korelasi.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara polimerfisme gen NRAMP-1 Lokus 3’UTR dengan jenis plasmodium dengan p=0,404 (P>0,05); tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan hasil PCR-RFLP dimana nilai p=2,05; tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan hasil PCR-RFLP dimana nilai p= 1,00; tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kerapatan parasit dengan hasil PCR-RFLP dimana nilai p= 1,00
Kesimpulan: Polimorfisme gen NRAMP-1 lokus 3’UTR pada penderita malaria diperoleh 85% sampel yang normal dan 15% polimorfisme, sedangkan orang normal didapatkan 100% sampel yang normal dan belum dapat dibuktikan adanya hubungan antara gen NRAMP-1 dan kepadatan parasit malariA.


Kata Kunci : Malaria, PCR, Gen NRAMP-1, Lokus 3’UTR, Plasmodium