ABSTRAK




Latar belakang : Tonsilitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat disebabkan bakteri seperti Staphylococcus aureus (S. aureus). Kulit pisang kepok belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengobatan tradisional. Kulit pisang kepok memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin dan terpenoid yang berfungsi sebagai antibakteri.
Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan desain post-test only control group. Sampel terdiri konsentrasi 10%, 5%, 2,5%, 1,25%, kontrol positif (amoxcicillin), dan kontrol negatif (DMSO), dengan pengulangan tiap kelompok sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh total 24 sampel. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi, dan difus sumuran sebagai uji efektivitas antibakteri. Analisis data menggunakan SPSS dengan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan uji Post Hoc, yaitu uji LSD.
Hasil : Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk, yaitu 11,34 mm pada konsentrasi 10%, 9,17 mm pada konsentrasi 5%, 0,00 mm pada konsentrasi 2,5% 1,25%, dan kontrol negatif, dan 28,44 mm pada kontrol positif.
Kesimpulan : Ekstrak kulit pisang kepok memiliki efektivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dari usap tenggorok, dengan konsentrasi yang paling efektif sebagai antibakteri dari usap tenggorok yaitu konsentrasi 10%.

Kata kunci : Antibakteri, ekstrak, flavonoid, kulit pisang kepok, tanin, terpenoid, Staphylococcus aureus, usap tenggorok