Detail Cantuman
Advanced SearchBuku Teks
UJI IN-VITRO SENSITIVITAS ANTIBIOTIK KLORAMFENIKOL, AMOKSISILIN DAN TETRASIKLIN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
THE IN-VITRO TEST OF ANTIBIOTIC SENSITIVITY TO THE Staphylococcus aureus BACTERIA
Dwi Pasca Cahyawati*,Rosa Dwi Wahyuni**, Andi Nur Asrinawati**
*Student of Medical Study Program, Faculty of Medicine, Tadulako University
**Clinical pathology departement, Faculty of Medicine, Tadulako University
**Clinical microbiology departement, Faculty of Medicine, Tadulako University
ABSTRACT
Background: Staphylococcus aureus can cause pneumonia, meningitis, empyema, endocarditis or sepsis with suppuration in each organ. In Indonesia with high cases of Staphylococcus aureus, the main therapy used is chloramphenicol antibiotics as the selected drug for the treatment of Staphylococcus aureus. Antibiotics ciprofloxacin, ofloxacin, amoxicillin, and the third generation secomes the healing alternative of Staphylococcus aureus if the chloramphenicol as the main heal can not heal it effective
purpose: This study is to research and chloramphenicol, amoxicilin and tetracycline Staphylococcus aureus.
Method: This study is pure experimental research using research design post test only control group design. The testing of antibiotic sensitivity using by the diffusion method. Interpretation of results is based on inhibition zone formed and adapted to the standard criteria of the National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS). The number of samples in this study were a total of 7 isolate of the Staphylococcus aureus. The study was conducted at the Laboratory of Health Province Central Sulawesi.
Result: The results of antibiotic sensitivity test for Staphylococcus aureus bacteria used Kirby-Bauer diffusion method showed that antibiotic chloramphenicol was sensitive, (100%); antibiotic amoxicillin resistant, (42,85%); tetracycline resistant antibiotics (14.28%) Conclusion: Chloramphenicol is sensitive to Staphylococcus aureus, Amoxicillin and Tetracycline resistant to Staphylococcus aureus bacteria.
Keywords: Staphylococcus aureus, chloramphenicol, amoxicillin, tetracycline, antibiotic sensitivity.
UJI IN-VITRO SENSITIVITAS ANTIBIOTIK KLORAMFENIKOL, AMOKSISILIN DAN TETRASIKLIN TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
Dwi Pasca Cahyawati*, Rosa Dwi Wahyuni**, Andi Nur Asrinawati**
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
**Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
**Departemen Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Latar belakang: Staphylococcus aureus dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, empiema, endokarditis atau sepsis dengan supurasi di tiap organ. Di Indonesia dengan kasus Staphylococcus aureus yang tinggi, terapi utama yang dipakai adalah antibiotik kloramfenikol sebagai obat terpilih untuk pengobatan Staphylococcus aureus. Antibiotik siprofloksasin, ofloksasin, amoksisilin, dan sefalosporin generasi ketiga menjadi alternatif obat Staphylococcus aureus apabila kloramfenikol sebagai lini pertama sudah tidak lagi efektif
Tujuan penelitian: Meneliti dan menganalisis sensitivitas antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Metode penelitian:Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Pengujian uji sensitivitas antibiotik dilakukan dengan menggunakan metode difusi Kirby-bauer. Interpretasi hasil didasarkan pada zona hambat yang terbentuk dan disesuaikan dengan kriteria standar dari National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 sampel antibiotik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.
Hasil penelitian: Hasil uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi Kirby-Bauer menunjukkan bahwa antibiotik kloramfenikol sensitif, (100%) dengan rerata daya hambat sebesar 25,85 mm; antibiotik amoksisilin resisten, (42,85%) dengan rerata daya hambat 12,57 mm; antibiotik tetrasiklin resisten (14,28%) dengan rerata daya hambat 12,42 mm. Penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara daya hambat yang terbentuk dari kloramfenikol, amoksisilin dan tetrasiklin.
Kesimpulan : Kloramfenikol sensitif terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Amoksisilin dan Tetrasiklin resisten terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Kata kunci: Staphylococcus aureus, kloramfenikol, amoksisilin, tetrasiklin, sensitivitas antibiotik.
Ketersediaan
S-N10114031 | 610 CAH u Skripsi 2018 | My Library | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
610 CAH u Skripsi 2018
|
Penerbit | Studi Pendidikan Dokter : Fakultas Kedokteran Untad., 2018 |
Deskripsi Fisik |
iii, 36 hlm.: ilus.; 30 cm.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
610
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Dwi Pasca Cahyawati
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain