HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN TINGKAT KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS SANGURARA DUYU
Jesicha Sovi Mondigir*, Rahma**
* Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
** Departement Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Pendahuluan: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak, akibat dari kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya. BBLR merupakan salah satu faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan kejadian stunting pada anak di Puskesmas Sangurara Duyu Tahun 2020.
Metode: Jenis penelitian yaitu observasional secara analitik, dengan desain case control. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan metode consecutive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi anak BBLR 33 (27,5)% dan anak dengan riwayat berat badan lahir normal 87 (72,5%), kejadian stunting tertinggi pada anak usia 24-36 bulan yaitu 32 (53,3%), terdapat 51 (85,2%) anak stunting dengan penghasilan keluarga yang dibawah upah minimum kota Palu. Hasil uji statistik Chi-Square antara BBLR dengan kejadian stunting didapatkan nilai p=0,152 (p>0,05).
Kesimpulan: Hasil yang didapatkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir rendah (BBLR) dengan tingkat kejadian stunting di Puskesmas Sangurara Duyu.
Kata Kunci: Stunting, Berat Badan Lahir Rendah