ABSTRAK




RISKA. Hubungan Usia, Paritas, Dan Dukungan Suami Terhadap Kejadian Baby Blues Syndrome Pada Ibu Pasca Melahirkan Di Rsia. Nasanapura Kota Palu (di bawah bimbingan Nurhaya S Patui)
Peminatan Biostatistik, KB dan Kependudukan
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako

Baby blues syndrome merupakan depresi ringan atau gangguan mood yang dialami ibu pada hari ke 3 atau 4 pasca melahirkan. Umumnya ditandai dengan gejala dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, dan letih. Angka kejadian baby blues di Asia cukup tinggi dan bervariasi yaitu 3,5%-63,3%. Prevalensi di wilayah Asia Tenggara yaitu 27%, Sementara di Indonesia berkisar antara 50%-70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, paritas dan dukungan suami terhadap kejadian baby blues syndrome pada ibu pasca melahirkan di RSIA Nasanapura Kota Palu, Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang baru melahirkan di RSIA Nasapura Kota Palu. Sampel berjumlah 95 orang diambil secara Stratified Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data dianalisis menggunakan analisis Univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Usia (p=0,280) dan paritas (p=0,782) terhadap kejadian baby blues syndrome, sedangkan pada variabel dukungan suami menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan dengan nilai (p=0,000). Saran untuk keluarga terutama suami diharapkan memberikan perhatian yang cukup untuk istri setelah melahirkan sehingga istri tidak merasa kekurangan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Untuk Rumah Sakit, agar mendeteksi dini kejadian baby blues sehingga apabila ditemukan kasus yang mengarah ke depresi bisa segera dilakukan penanganan lebih lanjut agar ibu tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk.




Kata Kunci : Usia, Paritas, Suami, Baby Blues Syndrome