Hubungan Preeklampsia Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Undata Palu Tahun 2022
Joshia Abednego Saranga1, I Putu Fery Immanuel White2

1Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
2Departemen Obsteri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

ABSTRAK

Latar Belakang: Bayi BBLR didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir di bawah 2.500 gram. BBLR diyakini sebagai hasil dari masalah pembatasan perkembangan plasenta seperti preeklampsia. Preeklampsia mencakup berbagai kondisi yang berkontribusi pada BBLR, seperti tekanan darah tinggi, aliran darah plasenta yang berkurang, dan masalah pertumbuhan janin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan korelasi antara preeklampsia dan berat lahir rendah BBLR di RSUD Undata Palu.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kasus-kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Undata Palu pada bulan November tahun 2023. Sampel dari 576 pasien baru lahir pada tahun 2022 yang akan menjadi populasi penelitian akan diambil menggunakan metode simple random sampling dengan rasio kasus-kontrol 1:1 dengan jumlah masing masing 85 sampel dengan total sampel 170 bayi. Analisa yang digunakan yaitu Analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar pasien bersalin (69,4%) berusia 20-35 tahun, (68,2%) memiliki status paritas primipara, dan (84,1%) tidak preeklampsia. Mayoritas bayi baru lahir tergolong Bayi Cukup Bulan (54,1%), sementara (57,1%) masuk kategori Sesuai Masa Kehamilan. Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara preeklampsia dan BBLR, dengan p-value 0,002 dan odds rasio (OR) 4,320.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ibu yang mengalami preeklampsia dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Undata Palu tahun 2022
Kata Kunci: Preeklampsia, BBLR