ABSTRAK
Latar belakang: Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi. Tingkat perforasi bervariasi, banyak didapatkan pada balita dan usia lanjut. keterlambatan diagnosis dan penanganan faktor yang berkontribusi dalam terjadinya apendisitis perforasi. Di Indonesia apendistis merupakan penyakit ke tiga dari sepuluh penyebab utama kematian dan di Sulawesi Tengah sepuluh penyakit terbanyak dibangsal bedah rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita apendisitis perforasi di RSUD Undata Palu Tahun 2012.
Metode: Penelitan ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rekam medis. Jumlah sampel sebanyak 33 kasus. Metode pengambilan sampel secara Total Sampling dengan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian diuji dengan analisis univariat.
Hasil: Proporsi kejadian pada penderita apendisitis perforasi berdasarkan sosiodemografi terbesar pada kelompok usia 7-17 tahun (39,4%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang (63,6%) dan asal daerah Kota Palu sebanyak 17 orang (51,5%). Proporsi kejadian pada penderita apendisitis berdasarkan tanda dan gejala terbesar adalah nyeri iliaka kanan sebanyak 31 orang (93,9%), demam sebanyak 15 orang (45,5%), mual sebanyak 20 orang (60,6%) dan muntah sebanyak 16 orang (48,5%). Proporsi kejadian pada penderita apendisitis perforasi berdasarkan pemeriksaan penunjang. Gambaran USG yang mengalami peningkatan ketebalan > 0,6 cm sebanyak 26 orang (78,8%) dan yang mengalami leukositosis sebanyak 28 orang (84,4%) dan berdasarkan lama perawatan >7 hari sebanyak 26 orang (78,8%).
Kesimpulan: Penderita apendisitis perforasi di RSUD Undata palu tahun 2012 paling banyak pada laki-laki, usia 7-17 tahun dan berasal dari kota palu. Tanda dan gejala yang paling banyak ditemukan adalah nyeri iliaka kanan disertai leukositosis. Lama rata-rata perawatan pasien apendisitis perforasi >7 hari.

Kata kunci : Karakteristik, Apendisitis Perforasi, RSUD Undata